Membuat Pahala Haji dan Umroh Di Rumah

22:45 Unknown 0 Comments

Membuat Pahala Haji & Umroh




Bismillah,
Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa’ala alihi wasahbihi waman walah.
Bagi sebagian umat islam yang bertakwa, ibadah haji/umroh merupakah salah satu ibadah idaman yang selalu dicita-citakan. Namun ibadah tersebut merupakan ibadah yang spesial. Spesial karena bukan hanya keimanan yang diperlukan untuk melaksanakannya, namun juga kemampuan secara fisik dan materi. Kondisi fisik yang prima jelas akan menunjang prosesi ibadah selama menjalankan ibadah haji/umroh tersebut, sementara kecukupan materi menjadi faktor lain yang diperlukan untuk merealisasikannya walaupun hal ini tidaklah mutlak. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya, namun campur tangan Allah ﷻ menjadi faktor lain yang menentukan hasil akhirnya. Betapa banyak orang-orang yang secara materi mampu untuk melaksanakan ibadah tersebut, namun mereka enggan untuk melaksanakannya. Disisi lain betapa banyak orang yang memiliki keterbatasan materi namun bisa melaksanakannya.
Namun sungguh islam adalah agama yang sempurna dan Allah ﷻ adalah Dzat yang Maha Adil bagi setiap hambanya. Dalam sebuah riwayat Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasullulah ﷺ Bersabda :
“Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian dia duduk – dalam riwayat lain: dia menetap di masjid – untuk berzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna“.
[HR ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabir” (No. 7741) ; HR at-Tirmidzi (no. 586), dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaditsish shahihah” (No. 3403)].
Penjelasan Hadist
Syaikh Mukhtar As Sinqithi memberikan penjelasan hadis ini, bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
Pertama, Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadis ini, mencakup jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah bagi yang tidak wajib jamaah di masjid karena udzur.
Kedua, duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak mendapatkan fadlilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca Alquran, beristighfar, membaca buku-buku agama, memberikan nasehat, diskusi masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar.
Ketiga, duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil mushaf Al-Qur’an atau untuk kepentingan lainnya maka tidak mendapatkan keutamaan ini. Karena keutamaan (untuk amalan ini) sangat besar, pahala haji dan umrah “sempurna..sempurna..sempurna” sedangkan maksud (duduk di tempat shalatnya di sini) adalah dalam rangka Ar Ribath (menjaga ikatan satu amal dengan amal yang lain), dan dalam riwayat yang lain Nabi ﷺ bersabda, “Kemudian duduk di tempat shalatnya.” Kalimat ini menunjukkan bahwa dia tidak boleh meninggalkan tempat shalatnya. Dan sekali lagi, untuk mendapatkan fadilah yang besar ini, orang harus memberikan banyak perhatian dan usaha yang keras, sehingga seorang hamba harus memaksakan dirinya untuk sebisa mungkin menyesuaikan amal ini sebagaimana teks hadis.
Keempat, shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyraq. Shalat ini dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak. (Syarh Zaadul Mustaqni’ oleh Syaikh Syinqithi 3:68).
Keutamaan mengerjakan shalat isyraq dua raka’at ini seperti lafadz hadist tersebut adalah mendapatkan pahala haji dan umroh. Makna pada lafadz hadist tersebut “mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah” adalah hanya dalam bentuk pahala. Namun janganlah disalah artikan, bukan berarti orang yang telah melakukannya telah gugur kewajibannya untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, orang tersebut tetaplah harus melaksanakan ibadah haji dan umrah jika dia mampu.
wallahu ‘alam bishawab.

visit WWW.MadaniTour.co.id

You Might Also Like

0 comments: